Sejarah Silek Minang
Sunday, September 26, 2010
Kelahiran Silek Minang terjadi pada saat yang
bersamaan dengan kelahiran Minangkabau itu sendiri. Silek didirikan oleh
Datuak Marajo Panjang dari Padang Panjang dan Datuak Bandaharo Kayo
dari Pariangan. Dari pemikiran Datuak Marajo Panjang dan Datuak
Bandaharo itulah lahir tiga hukum asli yaitu:
1. Hukum Simumbang Jatuah
2. Hukum Sigamak – Gamak
3. Hukum Silamo – Lamo
Ketiga undang-undang tersebut menjadi standar hukum bagi kedua Datuak
(Datuak Perpatiah Nan Sabatang dan Datuak Katumanggungan), yang disebut
disebut “Bajanjang Naiak Batanggo Turun“.
Pada waktu itu Datuak Suri Dirajo menciptakan ilmu pertahanan diri
yang dikenal sebagai “Silek”. Sebelumnya, Datuak Suri Dirajo mewarisi
ilmu bela diri (bukan silek) dari sang ayah Cati Bilang Pandai dan
Sultan Maharajo Dirajo, ilmu pertahanan diri yang diwarisi oleh ayahnya
disebut “Gayuang”.
Gayuang adalah ilmu bela diri yang digunakan untuk melawan atau untuk
mengalahkan saingannya, sementara Gayuang terdiri dari dua macam.
Gayuang Fisik dan Gayuang Mental. Apa yang dimaksud dengan “Gayuang
Lahir” (Gayuang fisik) adalah menendang dengan tiga kaki untuk membunuh
target atau lebih baik, yang dikenal dengan “Duo Sajangka Jari” (dua
jari sepengukuran).
Dan target adalah diseluruh leher (jakun), pusar, dan kedua atas kaki
atau kemaluan. Target ini telah menjadi sumber utama penciptaan Silek.
Ilmu Gayuang Angin (Mental) adalah teknik berkelahi untuk mengalahkan
lawan dengan sumber kekuatan mentalitas ke tiga sasaran penting dalam
tubuh. Jantung, kelenjar getah bening dan hati. Ada juga memerangi
mental lain, hal ini tidak disebut “Gayuang” karena itu digunakan
beberapa alat atau media lain. Bentuk ilmu bisa bervariasi. Sijundai,
Tinggam, Sewai, Parmayo dan sebagainya.
Ilmu ini masih disimpan oleh orang-orang tua Minangkabau sampai dengan saat ini yang dikenal sebagai tabungan ilmu (Panaruahan).
Di samping “Gayuang ilmu” yang dimiliki oleh Datuak Suri Dirajo, ia
juga mewarisi ilmu pertahanan diri dari empat pengikut Sultan Maharajo
Dirajo yaitu Kuciang Siam, Harimau Campo, Kambiang Hutan dan Anjiang
Mualim.
Kuciang Siam
Kuciang Siam adalah Pengikut Sultan Maharajo Dirajo yang disebut
Ko-Chin yang berasal dari Siam sekarang disebut Muangthai (Thailand).
Ko-Chin dihormati karena ilmu pertahanan diri yang dimilikinya mewakili
gerakan kucing dan juga karakteristik kucing.
Harimau Campo
Harimau Campo atau Harimau Campa, adalah pengikut Sultan Maharajo
Dirajo yang datang dari Kamboja dan nama itu dihormati karena ilmu
pertahanan diri yang dimilikinya benar-benar buatan dari gerakan
harimau.
Kambiang Hutan
Kambiang Hutan, yang nama aslinya Kan-Bin, adalah ahli bela diri dari
Cambay di Malabar utara, dari gerakan pembelaan dirinya gerakan seupa
kambing, ia dihormati dengan nama Kambiang Hutan.
Anjiang Mualim
Disebut Anjiang Mualim karena ilmu pertahanan diri serta strategi
berperang untuk mengalahkan saingan dengan meniru gerakan anjing. Nama
aslinya adalah An-Jin, yang berasal dari selatan Hindi atau Persia dan
kata Mualim di sini berarti navigator.
Untuk Datuak Suri Dirajo semua ilmu warisan itu adalah satu dengan
hasil yang berbeda dari yang asli. Ilmu ini kini dikenal dengan Silek
Usali (Silek asli), setelah dikenal sebagai bangsal Silek Tuo (Silek
Lama).
Pembangunan Silek
Perkembangan Silek dimulai seiring dengan perkembangan tanah
Minangkabau itu sendiri. Perkembangan tanah Minangkabau disebabkan oleh
berkembang biaknya penduduk Pariangan pada waktu itu. Sultan Maharajo
Dirajo memerintahkan pengikutnya untuk memimpin tim dalam misi
pembangunan di daerah itu.
Pada saat itu kelompok-kelompok dipimpin oleh:
akan belajar lebih banyak dari alam dan memiliki rasa hormat yang lebih
besar untuk semua hal yang didapatnya.
Ritual ini pendapat “Alam Takambang Jadikan Guru” (alam adalah guru terbaik) memiliki makna yang lebih besar tertutup alam semesta dan itu terkandung dalam pengajaran ilmu pengetahuan Silek. Secara formal, seorang guru Silek juga diajarkan filosofi hidup yang sangat berguna dalam membentuk kepribadian pesilat.Dalam Silek para murid juga diajarkan sikap, kesopanan dan kepribadian batiniah.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
- Harimau Campo ditugaskan untuk membawa kelompok untuk Luhak Agam
- Kambiang Hutan ditugaskan untuk tinggal Luhak Limapuluh
- Kuciang Siam diarahkan ke wilayah Lasi
- Anjiang Mualim membawa kelompok ke wilayah rantau.
- Haji Miskin dari luhak Tanah Datar Masjid yang berada di tanah airnya Pandai Sikat
- Haji Piobang dari luhak Lima Puluh Kota
- Haji Sumaniak dari luhak Agam
akan belajar lebih banyak dari alam dan memiliki rasa hormat yang lebih
besar untuk semua hal yang didapatnya.
Ritual ini pendapat “Alam Takambang Jadikan Guru” (alam adalah guru terbaik) memiliki makna yang lebih besar tertutup alam semesta dan itu terkandung dalam pengajaran ilmu pengetahuan Silek. Secara formal, seorang guru Silek juga diajarkan filosofi hidup yang sangat berguna dalam membentuk kepribadian pesilat.Dalam Silek para murid juga diajarkan sikap, kesopanan dan kepribadian batiniah.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 comments: